Thursday, February 16, 2012

The Date(s)

Sering gak sih kita baca di majalah-majalah macam Cosmopolitan gitu, the big don't for us girls in the beginning of relationship is bringing up the idea of marriage to your boyfriend. Tapi berhubung saya gak begitu peduli sama tips dari Cosmopolitan cs, I did it anyway. Jadi ceritanya, waktu jaman-jaman pdkt saya dan Ibhe udah sering khayal-khayal and wondering, bakalan kayak gimana ya kalo kita menikah? Mau punya anak berapa? Pas nikah pake kostum kayak apa? What kind of party we would throw? Trus kalo udah kayak gini pasti ujung-ujungnya ada yang nyeletuk becanda: "Ih, kamu ngajak aku kawin yah?" dan selalu saya jawab: "Idih, ge-er."

Soal tanggal, kita juga pernah bahas di kala pdkt itu. We are aware kalau di tahun 2012 itu ada beberapa 'tanggal cantik', salah satunya 10 November 2012 (baca: 10/11/12). Tapi di pikiran kita berdua saat itu, gak mau maksain nikah di tanggal cantik koq, di tanggal apapun jadi, yang penting sah sebagai pasutri. Walaupun ketika hari pertama kita berdua pacaran, the first question yang ditanya Ibhe ke saya adalah: "So, kita jadi nikah nih? Tanggal 10/11/12 nih?" (yah, itu kan tergantung ketersediaan gedung sayaaang).



Jadilah setelah ditinggal Ibhe balik ke Boston, saya hunting gedung sama Ayah (will write a more detailed post about that later). Dan di gedung yang kita pilih, untuk tanggal 10/11/12 nya sudah full pagi dan malam, tapi tanggal sebelahnya yaitu 11/11/12 masih available untuk yang malam. Jadilah kita pasang nama di tanggal tersebut. Tapi ternyata di gedung ini kalau kita pilih resepsi malam gak memungkinkan untuk dilakukan akad nikah sebelum resepsi, mengingat sempitnya waktu buat bongkar dekor dari resepsi siang dan pasang lagi dekor untuk resepsi malam. Emangnya mau ijab kabul di tengah2 styrofoam? Otomatis akad harus dilakukan di tempat lain (di gedung itu ada masjid tapi kurang decent in my opinion). So, setelah berembuk dengan ayah ibu, kita memutuskan akan akad nikah di rumah CPW ajah.

Begitu ada keputusan untuk akad nikah di rumah, saya jadi mikir: "Lah kalau akadnya di rumah mah, bisa seenak jidat donk mau akad kapan aja?" Yang artinya si tanggal cantik masih bisa dikejar kan.. kan? Walau waktu itu saya masih indecisive antara mau akad tanggal 11 pagi atau tanggal 10 pagi (tau sendiri kan vendor-vendor harganya naik di tanggal cantik). Ketika saya cerita sama Ibhe soal ini, dia lebih setuju kalau kita akad tanggal 10 aja. Alasannya sih, biar mudah mengingat tanggal anniversary. Hmm bener juga ya, kan laki-laki itu makhluk paling pikun di seluruh dunia (but I have to admit Ibhe daya ingatnya termasuk bagus koq, hehe). Akhirnya kita memutuskan: akad nikah dilaksanakan hari Sabtu tanggal 10/11/12, dan dilanjutkan dengan resepsi hari Minggu tanggal 11/11/12.

Okelah, tanggal akad dan resepsi udah fix. Gimana dengan lamaran? Saya sendiri sih berharap lamarannya bisa diadakan di tanggal ulang tahun saya yaitu 22 September (kebetulan tahun ini jatuh di hari Sabtu). Tapi ini masih tentative, mengingat orang tua Ibhe yang sedang dinas di luar negeri, jadi agak ribet kalo harus bolak-balik ke Jakarta terus. Most likely, untuk tanggal lamaran akan ngikutin availability orang tuanya Ibhe deh kalo gitu, walo dalam hati terus berdoa dan ngarep supaya bisa lamaran 22/09/2012. Can I get an amen now sistaaaah?

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com